First Time We Met.. {1}
Dengan bangga Kia menginjakan kakinya untuk
yang pertama kali di SMA One Nation, SMA paling bergengsi di Medan. Kia melihat
sekelilingnya, begitu banyak wajah-wajah asing disana dengan pakaian yang sama
dengannya. Ya, Putih Abu-abu! Kia hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya
dengan riang menuju lapangan upacara. Setiba di lapangan upacara, tampak
bangunan bertingkat 3 mengelilingi lapangan upacara dengan campuran warna abu-abu
dan oranye. Kia berdecak kagum.
Kia melirik kekanan dan kekiri
seolah masih tak percaya kalau ia berada di lingkungan yang baru. Pandangannya
terhenti pada anak cowok yang malah asik memainkan hpnya. Kia mengerutkan
dahinya sambil terus menatapi cowok itu perlahan dari atas kebawah. Penampilannya
sih rapi, baju di masukin, memakai dasi, ikat pinggang dan tak ketinggalan
sepatu berwarna hitam yang memang sudah menjadi ciri khas baju pelajar.
Wajahnya bisa dibilang tipe Kia. Putih, agak sedikit mancung dan rambutnya
memiliki jambul.
Tanpa sadar, Kia menghembuskan nafas
panjang. Sayang, dia juga kelas 10. Kia sangat anti dengan romance sebaya. Ia
lebih memilih pacaran dengan senior ketimbang pacaran dengan sekelas atau
seumuran dengannya. Tidak ada alasan yang jelas, ia hanya tidak tertarik dengan
romance sebaya. Eh, tunggu dulu. Sayang?
Kenapa sayang? Kia menggelengkan kepalanya untuk mengehentikan pikirannya yang
melantur kemana-mana. Ia menyipitkan matanya dan menatap cowok itu sekali lagi.
Sesaat sebelum pandangan Kia teralihkan,
anak cowok itu menangkap pandangannya. Kia menolehkan kepalanya lagi, tanda tak
jadi mengalihkan pandangan. Terlihat dari mata cowok itu, dia sedang
memerhatikan Kia dari atas –dari rambut
Kia yang panjang, bajunya yang tak kalah rapi– sampai kebawah –kaki Kia yang
jenjang dengan hiasan kaus kaki putih dan sepatu hitam trendy– kemudian
menaikkan pandangannya lagi menatap mata Kia. Kemudian anak cowok itu hanya
menaikkan kedua alis nya, mendengus, bergumam tak jelas dan akhirnya
mengalihkan pandangan.
“What da hell was that?” Ucap Kia dengan
suara pelan dan tetap membuka lebar bibirnya tanda tak percaya. Dari tatapan
anak cowok tadi terlihat jelas kalau ia menyepelekan Kia.
Kia menerka-nerka pikiran anak cowok itu
sambil melihat tubuhnya kebawah. Gak ada yang salah pikirnya.
Hemm, sepertinya cowok itu dulunya adalah
seseorang yang populer di sekolahnya yang lama. Pasti dia mengira kalau aku
salah seorang cewek yang menyukainya sejak pandangan pertama? Atau calon cewek
yang mengejar-ngejarnya nanti? “Sial” Gerutunya kesal.
Sehabis upacara, Kia beserta siswa siswi
baru lainnya segera menuju kelas bedasarkan kelompok masing-masing. Dengan
santai, Kia berjalan menuju kelas 11-C yang merupakan tempat berkumpul kelompok
7. Ruangannya terletak di ujung bangunan, dekat tangga menuju lantai dua.
Sesampai didepan kelas, kia memandangi sekeliling ruangan bercat putih itu
sambil mencari bangku kosong.
Senyum dibibir Kia seketika menghilang dan
matanya membesar. Di bagian belakang kelas, terlihat sosok cowok sombong tadi
sedang mengamati sekitarnya dengan pandangan acuh tak acuh. Sebelum pandangan
mereka beradu, Kia langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju bangku
kosong di barisan depan. No, ia tak mau dekat-dekat dengan anak cowok itu.
Tak lama, masuk 5 orang senior. Dari
lambang bajunya terlihat ada dua orang kelas 12 –bajunya dibungkus blazer
abu-abu lengan panjang– dan tiga orang kelas 11 tanpa blazer. Suasana kelas
mendadak hening.
Salah seorang senior merapikan blazernya.
“Selamat pagi adik-adik” Sapa Senior cewek itu setelah sedikit mendongakkan
kepalanya.
Sontak saja semua anak baru di kelas itu
menjawab dengan semangat. “Pagi kak” jawab mereka serentak.
Senior itu tersenyum, nampak sedikit raut
bangga di wajahnya. “Sebelum kita memulai tour disekolah ini, kita kenalan dulu
yah. Kita kelompok 7 dan otomatis kita juga berangkat di urutan ke-7, jadi kita
punya sela waktu yang agak lama” Ia menoleh ke temannya yang juga pakai blazer
kemudian beralih kepada ketiga junior satu tahun dibawahnya itu. Dengan
serentak kelima senior itu menghadap kedepan dan mengutaskan sebuah senyuman. “Perkenalkan,
kami adalah pembimbing kalian di kelompok ini. Kalau ada apa-apa atau
pertanyaan, silahkan langsung tanyakan ke kami ya”
Kia menaikkan satu alisnya. Sedari tadi pandangan
Kia tak teralihkan dari senior cowok disamping cewek yg berbicara itu. Kia
sedikit heran kenapa bukan dia ketuanya melainkan seniornya yang cewek. Entahlah.
Yang jelas dari tadi Kia belum juga mengalihkan pandangannya dari senior cowok
itu.
Senior cewek itu merapatkan blazer-nya. “Nama
saya Nia Terina Siahaan. Kelas 12 A.” Ucapnya memperkenalkan diri dengan tegas.
“Nama saya Dicky Bagaskara. Kelas 12 B.” Sambung
senior cowoknya sambil melihat sekeliling kelas dan mengutaskan senyuman.
Deg! Pandangannya beradu dengan pandangan
Kia. Jantung Kia berdetak dua kali lebih cepat. Oh, namanya bang Dicky batinnya. Senior cowok itu bisa dibilang
bukan tipenya. Potongan rambutnya rapi, bola matanya hitam pekat, lumayan tinggi,
memakai blazer abu-abu yang sama dengan Nia, dan itu yang membuat Dicky tak
termasuk tipe Kia, dari senyuman Dicky tampak giginya yang rapi dan dipagar
atau sebutan gaulnya berbehel. Cowok berbehel jelas bukan tipe Kia. Tapi,
kenapa jantungnya bedegup kencang saat pandangan mereka beradu? Kia
menggelengkan kepalanya.
Saat berada didalam lamunannya. Ternyata
para senior kelas 11 telah selesai memperkenalkan diri mereka.
“Kami semua sudah memperkenalkan diri,
giliran kalian ya. Dimulai dari kamu.” Tunjuk Nia kepada salah satu siswi yand
duduk di barisan paling kanan depan.
Kia menghitung siswa siswi yang berada
didepan sampai tiba gilirannya. Dia mendapat giliran ke-7. Jantung Kia berdetak
semakin tak karuan. Dua orang siswi lagi, satu orang, dan kini tiba gilirannya.
Kia mengepal jari-jari tangan kanannya,
berdiri dan perlahan berjalan kedepan kelas. Dia membalikkan badan dan
menyunggingkan senyuman andalannya. Meskipun dari cara jalannya kelihatan kalau
Kia termasuk cewek yang sedikit tomboy, tapi senyumannya tak kalah manis dengan
cewek-cewek feminim.
Kia berderham, “Hai semua, nama aku Azkia
Namira Rizky. Kelas 10 A. Pindahan dari SMPS Nur Ilmi. Salam kenal.” Ia
mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Lagi-lagi pandangannya
terhenti sama anak cowok satu itu yang sudah memerhatikannya duluan. Kia hanya
mendengus sekejap dan kembali tersenyum keseluruh ruangan sambil berjalan
menuju bangkunya.
Kia menghembuskan nafas panjang. Kali ini
ia baru bisa memerhatikan orang yang sedang memperrkenalkan diri di depan. Rasa
gugupnya telah hilang.
Kini, giliran teman sebangkunya tadi untuk
maju kedepan kelas. Terlihat tatapan percaya diri terpancar dari matanya. “Nama
saya Sonia Panduwinata. Kelas 10 A. Pindahan dari SMPN 13 Medan.” Cewek bernama
Sonia itu membungkuk sedikit baru kembali ke tempat duduknya.
Kening Kia mengerut. Ia baru sadar kalau
dirinya memakai kata ‘aku’ bukan ‘saya’. Pantas saja ada beberapa calon
temannya melihatnya dengan tatapan sedikit kaget. Oh tidak, kata-katanya itu
tak langsung menimbulkan pikiran seniornya yang menganggap dirinya kurang sopan
kan? Kia hanya menghembuskan nafas dan memerhatikan calon teman-temannya maju
kedepan kelas.
Satu-persatu siswa dan siswi memperkenalkan
dirinya. Terakhir, giliran anak cowok satu itu. Kia membuang pandangannya
seolah tak tertarik dan ingin membalas prilaku cowok satu ini. Ia jelas bukan calon teman ku, ia lebih
cocok dengan calon rivalku haha tawanya dalam hati. Tetapi, kedua telinga
tetap ia gunakan untuk mendengar cowok ini menyebutkan jati dirinya.
“Nama saya Farel Alvaro. Kelas 10 C.
Pindahan SMP Cahaya” Ucapnya acuh tak acuh sambil melongkarkan dasinya sedikit.
Setelah selesai, cowok yang bernama Farel itu langsung menuju kursinya. Tanpa
senyuman! Sepertinya ia benar-benar populer di sekolahnya yang dulu. Tak hanya
dia, bahkan mantan sekolahnya –SMP Cahaya– termasuk dalam daftar SMP idola.
“Ok, semua sudah memerkenalkan diri dan
sepertinya kelompok 6 sudah memulai tour.” Kata Nia sambil melihat keluar
ruangan. “Di ingat yah, pengenalan exkul akan diadakan di kelas. 1 exkul satu
kelas kecuali keagamaan dan olahraga. Ambil formulir pendaftaran anggota baru
didepan kelas pengenalan exkul yang kalian sukai.” Lanjut Nia sambil melihat
seisi kelas.
****
Hargai penulis dengan meninggalkan jejakmu :)