First Time We Met.. {1}

8:14 PM 0 Comments A+ a-



This’s completely different from my junior high school! Serunya dalam hati.
Dengan bangga Kia menginjakan kakinya untuk yang pertama kali di SMA One Nation, SMA paling bergengsi di Medan. Kia melihat sekelilingnya, begitu banyak wajah-wajah asing disana dengan pakaian yang sama dengannya. Ya, Putih Abu-abu! Kia hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya dengan riang menuju lapangan upacara. Setiba di lapangan upacara, tampak bangunan bertingkat 3 mengelilingi lapangan upacara dengan campuran warna abu-abu dan oranye. Kia berdecak kagum.
            Kia melirik kekanan dan kekiri seolah masih tak percaya kalau ia berada di lingkungan yang baru. Pandangannya terhenti pada anak cowok yang malah asik memainkan hpnya. Kia mengerutkan dahinya sambil terus menatapi cowok itu perlahan dari atas kebawah. Penampilannya sih rapi, baju di masukin, memakai dasi, ikat pinggang dan tak ketinggalan sepatu berwarna hitam yang memang sudah menjadi ciri khas baju pelajar. Wajahnya bisa dibilang tipe Kia. Putih, agak sedikit mancung dan rambutnya memiliki jambul.
            Tanpa sadar, Kia menghembuskan nafas panjang. Sayang, dia juga kelas 10. Kia sangat anti dengan romance sebaya. Ia lebih memilih pacaran dengan senior ketimbang pacaran dengan sekelas atau seumuran dengannya. Tidak ada alasan yang jelas, ia hanya tidak tertarik dengan romance sebaya. Eh, tunggu dulu. Sayang? Kenapa sayang? Kia menggelengkan kepalanya untuk mengehentikan pikirannya yang melantur kemana-mana. Ia menyipitkan matanya dan menatap cowok itu sekali lagi.
Sesaat sebelum pandangan Kia teralihkan, anak cowok itu menangkap pandangannya. Kia menolehkan kepalanya lagi, tanda tak jadi mengalihkan pandangan. Terlihat dari mata cowok itu, dia sedang memerhatikan Kia dari atas  –dari rambut Kia yang panjang, bajunya yang tak kalah rapi– sampai kebawah –kaki Kia yang jenjang dengan hiasan kaus kaki putih dan sepatu hitam trendy– kemudian menaikkan pandangannya lagi menatap mata Kia. Kemudian anak cowok itu hanya menaikkan kedua alis nya, mendengus, bergumam tak jelas dan akhirnya mengalihkan pandangan.
“What da hell was that?” Ucap Kia dengan suara pelan dan tetap membuka lebar bibirnya tanda tak percaya. Dari tatapan anak cowok tadi terlihat jelas kalau ia menyepelekan Kia.
Kia menerka-nerka pikiran anak cowok itu sambil melihat tubuhnya kebawah. Gak ada yang salah pikirnya.
Hemm, sepertinya cowok itu dulunya adalah seseorang yang populer di sekolahnya yang lama. Pasti dia mengira kalau aku salah seorang cewek yang menyukainya sejak pandangan pertama? Atau calon cewek yang mengejar-ngejarnya nanti? “Sial” Gerutunya kesal.
Sehabis upacara, Kia beserta siswa siswi baru lainnya segera menuju kelas bedasarkan kelompok masing-masing. Dengan santai, Kia berjalan menuju kelas 11-C yang merupakan tempat berkumpul kelompok 7. Ruangannya terletak di ujung bangunan, dekat tangga menuju lantai dua. Sesampai didepan kelas, kia memandangi sekeliling ruangan bercat putih itu sambil mencari bangku kosong.
Senyum dibibir Kia seketika menghilang dan matanya membesar. Di bagian belakang kelas, terlihat sosok cowok sombong tadi sedang mengamati sekitarnya dengan pandangan acuh tak acuh. Sebelum pandangan mereka beradu, Kia langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju bangku kosong di barisan depan. No, ia tak mau dekat-dekat dengan anak cowok itu.
Tak lama, masuk 5 orang senior. Dari lambang bajunya terlihat ada dua orang kelas 12 –bajunya dibungkus blazer abu-abu lengan panjang– dan tiga orang kelas 11 tanpa blazer. Suasana kelas mendadak hening.
Salah seorang senior merapikan blazernya. “Selamat pagi adik-adik” Sapa Senior cewek itu setelah sedikit mendongakkan kepalanya.
Sontak saja semua anak baru di kelas itu menjawab dengan semangat. “Pagi kak” jawab mereka serentak.
Senior itu tersenyum, nampak sedikit raut bangga di wajahnya. “Sebelum kita memulai tour disekolah ini, kita kenalan dulu yah. Kita kelompok 7 dan otomatis kita juga berangkat di urutan ke-7, jadi kita punya sela waktu yang agak lama” Ia menoleh ke temannya yang juga pakai blazer kemudian beralih kepada ketiga junior satu tahun dibawahnya itu. Dengan serentak kelima senior itu menghadap kedepan dan mengutaskan sebuah senyuman. “Perkenalkan, kami adalah pembimbing kalian di kelompok ini. Kalau ada apa-apa atau pertanyaan, silahkan langsung tanyakan ke kami ya”
Kia menaikkan satu alisnya. Sedari tadi pandangan Kia tak teralihkan dari senior cowok disamping cewek yg berbicara itu. Kia sedikit heran kenapa bukan dia ketuanya melainkan seniornya yang cewek. Entahlah. Yang jelas dari tadi Kia belum juga mengalihkan pandangannya dari senior cowok itu.
Senior cewek itu merapatkan blazer-nya. “Nama saya Nia Terina Siahaan. Kelas 12 A.” Ucapnya memperkenalkan diri dengan tegas.
“Nama saya Dicky Bagaskara. Kelas 12 B.” Sambung senior cowoknya sambil melihat sekeliling kelas dan mengutaskan senyuman.
Deg! Pandangannya beradu dengan pandangan Kia. Jantung Kia berdetak dua kali lebih cepat. Oh, namanya bang Dicky batinnya. Senior cowok itu bisa dibilang bukan tipenya. Potongan rambutnya rapi, bola matanya hitam pekat, lumayan tinggi, memakai blazer abu-abu yang sama dengan Nia, dan itu yang membuat Dicky tak termasuk tipe Kia, dari senyuman Dicky tampak giginya yang rapi dan dipagar atau sebutan gaulnya berbehel. Cowok berbehel jelas bukan tipe Kia. Tapi, kenapa jantungnya bedegup kencang saat pandangan mereka beradu? Kia menggelengkan kepalanya.
Saat berada didalam lamunannya. Ternyata para senior kelas 11 telah selesai memperkenalkan diri mereka.
“Kami semua sudah memperkenalkan diri, giliran kalian ya. Dimulai dari kamu.” Tunjuk Nia kepada salah satu siswi yand duduk di barisan paling kanan depan.
Kia menghitung siswa siswi yang berada didepan sampai tiba gilirannya. Dia mendapat giliran ke-7. Jantung Kia berdetak semakin tak karuan. Dua orang siswi lagi, satu orang, dan kini tiba gilirannya.
Kia mengepal jari-jari tangan kanannya, berdiri dan perlahan berjalan kedepan kelas. Dia membalikkan badan dan menyunggingkan senyuman andalannya. Meskipun dari cara jalannya kelihatan kalau Kia termasuk cewek yang sedikit tomboy, tapi senyumannya tak kalah manis dengan cewek-cewek feminim.
Kia berderham, “Hai semua, nama aku Azkia Namira Rizky. Kelas 10 A. Pindahan dari SMPS Nur Ilmi. Salam kenal.” Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Lagi-lagi pandangannya terhenti sama anak cowok satu itu yang sudah memerhatikannya duluan. Kia hanya mendengus sekejap dan kembali tersenyum keseluruh ruangan sambil berjalan menuju bangkunya.
Kia menghembuskan nafas panjang. Kali ini ia baru bisa memerhatikan orang yang sedang memperrkenalkan diri di depan. Rasa gugupnya telah hilang.
Kini, giliran teman sebangkunya tadi untuk maju kedepan kelas. Terlihat tatapan percaya diri terpancar dari matanya. “Nama saya Sonia Panduwinata. Kelas 10 A. Pindahan dari SMPN 13 Medan.” Cewek bernama Sonia itu membungkuk sedikit baru kembali ke tempat duduknya.
Kening Kia mengerut. Ia baru sadar kalau dirinya memakai kata ‘aku’ bukan ‘saya’. Pantas saja ada beberapa calon temannya melihatnya dengan tatapan sedikit kaget. Oh tidak, kata-katanya itu tak langsung menimbulkan pikiran seniornya yang menganggap dirinya kurang sopan kan? Kia hanya menghembuskan nafas dan memerhatikan calon teman-temannya maju kedepan kelas.
Satu-persatu siswa dan siswi memperkenalkan dirinya. Terakhir, giliran anak cowok satu itu. Kia membuang pandangannya seolah tak tertarik dan ingin membalas prilaku cowok satu ini. Ia jelas bukan calon teman ku, ia lebih cocok dengan calon rivalku haha tawanya dalam hati. Tetapi, kedua telinga tetap ia gunakan untuk mendengar cowok ini menyebutkan jati dirinya.
“Nama saya Farel Alvaro. Kelas 10 C. Pindahan SMP Cahaya” Ucapnya acuh tak acuh sambil melongkarkan dasinya sedikit. Setelah selesai, cowok yang bernama Farel itu langsung menuju kursinya. Tanpa senyuman! Sepertinya ia benar-benar populer di sekolahnya yang dulu. Tak hanya dia, bahkan mantan sekolahnya –SMP Cahaya– termasuk dalam daftar SMP idola.
“Ok, semua sudah memerkenalkan diri dan sepertinya kelompok 6 sudah memulai tour.” Kata Nia sambil melihat keluar ruangan. “Di ingat yah, pengenalan exkul akan diadakan di kelas. 1 exkul satu kelas kecuali keagamaan dan olahraga. Ambil formulir pendaftaran anggota baru didepan kelas pengenalan exkul yang kalian sukai.” Lanjut Nia sambil melihat seisi kelas.
****

Hargai penulis dengan meninggalkan jejakmu :)