Mature vs. Childish = Unstable

2:59 AM 0 Comments A+ a-



Hoams..
Waktu menunjukkan pukul 12:56 WIB. Bisa dibilang pagi, bisa juga dibilang tengah malam. Ntah apa yang meracuni fikiran gue untuk menulis di blog ini dengan judul itu. Yang jelas sekarang gue bakalan bahas tentang itu. yaiyalah masa' lari dari tema? -__- Kakakakakak

Menurut gue, gue itu udah cukup dewasa dalam berbagai hal. Gue juga gak tau dalam hal apa yang penting gue ngerasa gitu, haha. Gue juga udah ngerasa cukup bisa untuk memimpin berbagai-macam hal. Gue ngerasa gue udah cukup dewasa untuk mengambil setiap langkah di hidup gue. Gue udah cukup dewasa untuk merencanakan masa depan gue.

Tapi, terkadang..
Gue juga merasa bahwa gue gak bisa melakukan sendiri apa yang semestinya bisa gue lakukan sendiri. Gue juga terkadang merasa kalau gue belum cukup dewasa untuk mengambil sebuah keputusan, yang padahal menurut gue itu benar dan tepat untuk diambil. Gue merasa seperti masih membutuhkan seseorang untuk menggantungkan keputusan gue yang akhirnya gue mengikuti keputusan orang tersebut. Padahal, sebenernya gue gak mau mengikuti orang tersebut, dan lagi, ntah knapa gue tetap mengikutinya. Eum.. Ralat deh, bukan gak mau sih ya, sebenernya keputusan dia dan gue itu sama, cuman kenapa gue harus nunggu keputusan dia juga? Gitu loh.. Au deh bingung :/

Sepertinya hati dan fikiran gue selalu bertentangan. Entah hati gue yang udah dewasa dan otak gue yang masih kekanak-kanakan, atau malah sebaliknya..
Hati dan otak gue gak pernah menyatu dalam memecahkan sebuah masalah dihidup gue saat ini. Yang ada, akhirnya gue jadi pusing sendiri antara memilih kata hati atau fikiran gue. Gue berusaha untuk tidak mengikuti ego gue yang 'kata orang' ego itu menyesatkan.
Ego? Apakah ego itu termasuk kata hati? Atau malah bagian dari fikiran kita? Bisa saja ego itu terletak diantara keduanya kan? Apakah kita harus selalu mengalah pada ego kita?

Menurut gue, gak selamanya kita harus mengalah pada ego kita yang 'katanya' menyesatkan. Gak sepantasnya kita selalu mendengarkan ego orang lain sementara ego kita sendiri terbengkalai. Tetapi, tidak semestinya juga kalo kita selalu mengikuti ego kita. Di hidup ini ada kata 'balance' yang artinya seimbang. Kita harus menyeimbangkan ego kita dan ego orang lain. Ntah dalam suatu keputusan atau hal lain yang memang ego selalu hadir didalamnya.

You know what make me feel confused?
Gue masih gak tau kapan gue harus mengikuti ego gue dan kapan mengikuti ego orang lain. Gue masih takut.. Takut untuk mengambil keputusan. Takut saat gue mengambil keputusan itu, orang-orang malah menyalahkan gue. Gue takut mereka ngejauhin gue hanya karna mengambil keputusan yang menurut gue itu benar. Apakah ini yang disebut kenak-kanakan? Takut untuk mengambil keputusan?
No, setelah gue fikir-fikir lagi, menurut gue, gue bukan takut untuk mengambil keputusannya. Gue takut apa yang nanti orang fikirkan tentang gue jika gue mengambil keputusan itu. Jangan bohong! Pasti kalian juga pernah berfikiran seperti itu kan? Hmm.. Ntahlah..

Selain ego, ada 1 kata yang menurut gue berperan penting dalam menentukan kedewasaan gue. "Iri" atau bisa dibilang "Jealous"
Sepertinya kata itu harus secepatnya gue hilangkan dalam memori otak gue sehingga gue bisa dibilang dewasa. Karna kata-kata itu seperti menghantui setiap langkah gue.

Oke, ini ke3 kalinya gue ngelanjutin postingan ini. Dari semalam stuck mulu sih -__-

Back to the topic, ya, gue hanyalah insan biasa yang memiliki sedikit rasa itu di hati gue. Gue juga seorang wanita yg lembut hatinya hueks -_- loh guys, lupa ya? Haha-__- Tapi, yang gue maksud disini bukan iri / jealous dalam hal yg negatif. Gue hanya iri karena takut kedudukan gue bakal di tempatin / di geser orang lain. Gue jealous saat orang lain lebih memuji orang yang satu team dengan gue sedang gue yang sangat berusaha di dalamnya. Meskipun gue hadapin dengan dingin dan seolah tak perduli ceilah (perasaan kok alay ya gue malam ini? -__-) tapi jujur, itu sedikit atau bisa dibilang secuil menggores hati gue. Gue berusaha menepis perasaan takut gue itu. Tapi, tetep aja perasaan itu muncul kembali setiap hal yamg gue iri / jealous kan terjadi. Baik itu di kelas, ekskul, organisasi lainnya, grup, pertemanan dll. I think in everywhere lah hahaha.

I've told you, kalo gue menyikapi iri / jealous gue dengan cara diam & berfikir positif. Pengen negur, gak enak secara dia temen gue atau kakak / abang kelas gue (yg lebih tua dari gue) atau bisa juga adekan gue. Gue gak mau ngerusak hubungan pertemanan gue hanya karna ke-egoisan gue. Gue gak mau istana persahabatan yang udah gue bangun runtuh hanya karna pikiran jelek / ketakutan gue yang gak jelas arahnya kemana. Bukannya gue gak punya keberanian untuk ngungkapin yang gue rasain, tapi.. tapi gue.. Ntah lah.
Gue hanya ingin hidup tanpa rasa itu.
Gue pengen tenang tanpa berfikiran yang macam-macam.
Yaaaaa emang the key is always be a positive thinker. But it's a hard thing to do.
Walaupun hard akan tetep gue coba p(^-^)q hehe.

Hem.. Menurut gue, atas pertanyaan di atas eh maksudnya pernyataan di atas.. Gue baru 68%  menginjak predikat dewasa. Karna masih banyak sifat gue yang masih dibilang belum dewasa. Contoh: Keras kepala. Hahahaha yailah gue keras kepala, kalo kepala gue lembek gimana mau menopang otak gue yang lembek ini juga ya? Haha enggaklah.. Itu kan cuma peribahasa atau apalah istilahnya. Yaaa gue emang masih keras kepala. Bukan hanya dalam satu hal, mungkin dalam semua hal dan ke-keras kepala-an gue juga yang pengen gue lembutin dikit biar bisa naik jadi 78% mungkin? 

Ditambah keegoisan gue juga yang perlu di kurangin. Gue rasa gue terlalu banyak nyakitin orang hanya karna kegoisan gue. Dan gue kehilangan orang-orang yang gue sayangi (temen, sahabat, kakak kelas, abang kelas, keluarga, dll kecuali pacar hahaha) juga karna ke-egoisan gue. Gue rasa kebanyakan nyakitin sih. Maaf ya guys.. Gue khilaf.. Gue gak bermaksud nyakitin kalian kok ;) hahaha
Kalo gue udah bisa ngehilangkan ke-egoisan gue mungkin tingkat kedewasaan gue bertambah jadi 88% and gue udah cukup bersyukur gue bisa nyampe ditingkat itu :D

But, sayangnya gue belom nyampe sana. Masih banyak jalan yang harus gue lewatin untuk sampe ke tahap itu. Bukan hanya jalan, waktu jugalah yang menentukan kedewasaan gue kelak.

Hemm~
Segini udah cukup kan untuk di publish? Atau masih kurang?
Gue bingung mau nulis apa lagi :/
Udah cukup ajalah ya guys? Soalnya gue gak sabar pengen nge-publish karangan gue yang mungkin bagi kalian pas-pasan ini di blog gue yang menurut gue tampilannya cukup bagus dari yg kemaren :D
Iya gak? Jujuuuurr, tampilannya lebih bagus kan guys? Hahaha

Ok. Gue putuskan untuk mem-publish karangan gue kali ini.
Mohon bagi para pembaca meninggalkan jejak di kolom yang telah di sediakan (sekedar centang / memberi komentar) ok?
Hanya ini yang bisa saya sampaikan, lebih dan kurang saya mohon maaf *eh udah kek nge-mc aja*
hahahahaha Yaudah yaaaa, gue mau bobo manis dulu :p Byeeeeee

Hargai penulis dengan meninggalkan jejakmu :)